Mahkamah Agung Amerika Serikat akan menggelar persidangan atas setidaknya dua kasus penting yang berpotensi memberikan dampak signifikan pada perekonomian negara. Putusan pengadilan dalam kasus-kasus ini dapat mengubah lanskap ekonomi AS secara fundamental.
Kasus 1: Legalitas Tarif Impor Trump
Salah satu kasus utama yang akan disidangkan adalah yang berkaitan dengan kebijakan tarif impor yang luas yang diterapkan oleh mantan Presiden Donald Trump. Kasus ini akan menentukan apakah kampanye Trump untuk menaikkan pajak impor sesuai dengan hukum. Kasus ini, Learning Resources Inc. vs. Trump, akan disidangkan pada 5 November.
Tantangan terhadap Otoritas Tarif
Kasus ini diajukan oleh sejumlah perusahaan yang memproduksi produk pendidikan yang terkena dampak tarif impor. Mereka menentang wewenang Trump untuk mengenakan tarif tanpa persetujuan Kongres. Secara khusus, kasus ini menentang tarif yang dikenakan oleh Trump berdasarkan International Emergency Economic Powers Act (IEEPA). Tarif tersebut mencakup tarif "timbal balik" yang mengenakan pajak impor dua digit terhadap sebagian besar negara di dunia, meskipun tidak termasuk tarif yang memengaruhi produk tertentu seperti baja dan mobil.
UBS memperkirakan bahwa sekitar 75% dari tarif Trump diizinkan oleh IEEPA. Penggugat berpendapat bahwa undang-undang yang digunakan Trump untuk menyatakan "keadaan darurat" perdagangan dan memberlakukan tarif tidak mengizinkannya untuk membuat pajak impor baru. Goldman Sachs menyatakan bahwa pengadilan telah mengeluarkan putusan yang menentang tarif, tetapi tetap membiarkannya berlaku sambil menunggu tinjauan Mahkamah Agung.
Potensi Dampak
Meski kasus ini kecil kemungkinan akan menjadi pukulan telak bagi kebijakan perdagangan Trump, karena ia dapat kembali memberlakukan tarif menggunakan kekuatan yang diberikan oleh undang-undang lain, menurut para ahli. Namun, kasus ini menambah elemen ketidakpastian lain dalam perang perdagangan yang kacau. Bahkan ada kemungkinan bahwa pemerintah harus mengembalikan miliaran dolar tarif yang telah dikumpulkan. Trump pernah memposting di media sosial pada Agustus bahwa membatalkan tarif akan "benar-benar menghancurkan Amerika Serikat".
Kasus 2: Pengaruh Trump pada Federal Reserve
Kasus lainnya yang akan disidangkan menyangkut kontrol atas Federal Reserve (The Fed), bank sentral AS. Cook vs. Trump akan menentukan apakah presiden dapat memecat anggota dewan yang beranggotakan tujuh orang yang mengendalikan bank sentral. Kasus ini berpotensi mengubah cara kebijakan moneter AS dibuat dan dilaksanakan.
Pertarungan Pemecatan Pejabat The Fed
Pada bulan Agustus, Trump berusaha memecat Cook, yang ditunjuk oleh mantan Presiden Joe Biden untuk menjabat selama 14 tahun sebagai gubernur The Fed. Trump mengatakan bahwa ia memecat Cook karena tuduhan bahwa ia mencantumkan dua rumah sebagai tempat tinggal utamanya pada aplikasi hipotek yang ia ajukan sebelum menjabat di The Fed. Cook membantah tuduhan tersebut, serta wewenang Trump untuk memecatnya dari The Fed.
Pada bulan Oktober, pengadilan untuk sementara waktu memihak Cook, yang memungkinkannya tetap bekerja setidaknya hingga Januari, ketika Mahkamah Agung akan mendengar argumen lisan tentang apakah Trump memecat Cook karena "alasan" yang sah sebagaimana disyaratkan oleh hukum. The Fed, secara desain, tidak dimaksudkan untuk dikendalikan oleh presiden mana pun. Para anggotanya menjabat dalam jangka waktu yang lama dan diangkat oleh presiden pada selang waktu yang berbeda, sehingga biasanya, tidak ada panglima tertinggi yang dapat menominasikan lebih dari segelintir orang selama masa jabatannya.
Signifikansi Kebijakan Moneter
The Fed dimaksudkan untuk independen dari Presiden sehingga dapat membuat keputusan tentang kebijakan moneter negara dengan mempertimbangkan kebaikan ekonomi, daripada popularitas jangka pendek presiden. The Fed bertugas mengendalikan inflasi dengan menyesuaikan suku bunga acuan dana fed, yang menetapkan suku bunga di mana bank meminjam uang satu sama lain, dan memengaruhi biaya pinjaman pada semua jenis pinjaman. The Fed biasanya mempertahankan suku bunga tinggi untuk menangkal inflasi, dan menurunkannya ketika ekonomi melambat dan membutuhkan dorongan.
Sejumlah ahli kebijakan dan ekonom telah memperingatkan bahwa independensi The Fed dari Gedung Putih sangat penting untuk kemampuannya mengendalikan inflasi. Jika Trump memenangkan kasus ini, akan jauh lebih mudah baginya untuk menempatkan anggota dewan yang patuh di The Fed, yang membuat keputusannya dengan pemungutan suara dari komite beranggotakan 12 orang. Itu bisa berarti suku bunga lebih rendah dan inflasi lebih tinggi di kemudian hari.
Kesimpulan
Keputusan Mahkamah Agung dalam kedua kasus ini akan memiliki konsekuensi jangka panjang bagi ekonomi AS. Keduanya akan membentuk kembali wewenang presiden dan menentukan bagaimana kebijakan ekonomi negara akan dibuat di masa depan. Argumen lisan akan didengar pada pagi hari antara Oktober dan Juni atau awal Juli, dengan putusan dan opini yang dikeluarkan paling cepat Juni.
Posting Komentar untuk "Dampak Ekonomi: Dua Kasus Penting di Mahkamah Agung AS"