Kebijakan Tarik Perekonomian: Kecurigaan Terhadap Warga Negara?

Tariffs Rest on Distrust of Citizens | The Daily Economy


Membuat daftar panjang tentang kelemahan umum dalam pemikiran proteksionis adalah hal yang mudah. Namun, artikel ini akan membahas pandangan proteksionis yang kurang sering dibahas, yaitu anggapan bahwa warga negara biasa membelanjakan dan menginvestasikan uang mereka sendiri dengan bodohnya.

Proteksionis seringkali memiliki pandangan yang rendah terhadap sesama warga negaranya, yang terlihat dari berbagai pernyataan mereka tentang kondisi ekonomi saat ini. Di Amerika Serikat, misalnya, proteksionis sering berpendapat bahwa peningkatan perdagangan internasional sejak pertengahan 1970-an hingga sekitar 2018 telah "mengosongkan" ekonomi industri Amerika, terutama karena impor. Artikel ini akan mengupas tuntas pandangan tersebut, dan mempertanyakan dasar pemikiran di baliknya.

Kesalahpahaman Proteksionis: Perdagangan dan Pekerjaan

Proteksionis seringkali gagal memahami dinamika perdagangan. Mereka tidak menyadari bahwa meskipun perdagangan dapat "menghancurkan" beberapa pekerjaan tertentu dalam ekonomi domestik, perdagangan pada saat yang sama juga menciptakan pekerjaan lain – dan lebih baik – dalam ekonomi domestik. Mereka juga salah menafsirkan apa yang disebut "defisit perdagangan" dan tidak memahami prinsip keunggulan komparatif.

Keunggulan Komparatif: Dasar Perdagangan yang Sering Diabaikan

Prinsip keunggulan komparatif adalah kunci untuk memahami mengapa perdagangan menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat. Setiap negara memiliki keunggulan dalam memproduksi barang atau jasa tertentu. Dengan berdagang, negara-negara dapat fokus pada apa yang mereka lakukan dengan baik dan memperoleh barang dan jasa lain dari negara lain dengan biaya yang lebih rendah. Proteksionis, bagaimanapun, sering melihat impor sebagai beban dan ekspor sebagai keuntungan, tanpa memahami bahwa keduanya saling terkait.

Pandangan Rendah Proteksionis Terhadap Warga Negara

Poin utama dari artikel ini bukanlah untuk membantah klaim proteksionis secara empiris, tetapi untuk menyoroti bahwa klaim tersebut menyiratkan bahwa warga negara dianggap kurang cerdas. Proteksionis seolah-olah beranggapan bahwa warga negara tidak bertanggung jawab dengan uang mereka sendiri, dan tidak kompeten dalam hal perdagangan, industri, dan kewirausahaan. Pandangan ini tercermin dalam cara proteksionis menggambarkan perdagangan internasional, di mana warga negara sering digambarkan sebagai korban pasif yang dimanfaatkan oleh pedagang asing yang cerdik.

Peran Aktif vs. Pasif: Siapa yang Mengambil Inisiatif?

Dalam narasi proteksionis, pedagang asing sering kali digambarkan sebagai pelaku utama yang mengambil inisiatif, sementara warga negara digambarkan sebagai pihak pasif yang menjadi korban. Hal ini menciptakan gambaran yang salah tentang perdagangan internasional, di mana warga negara seolah-olah tidak memiliki kemampuan untuk bersaing atau mengambil keuntungan dari perdagangan.

Perbandingan: Pedagang Bebas vs. Proteksionis

Berbeda dengan proteksionis, pendukung perdagangan bebas memiliki pandangan yang tinggi terhadap pedagang asing dan juga warga negara. Mereka percaya bahwa warga negara menghabiskan dan menginvestasikan uang mereka sendiri dengan bijak dan produktif. Meskipun kesalahan kadang terjadi, orang belajar dari kesalahan mereka dan menyesuaikan pengambilan keputusan mereka. Hasilnya adalah bahwa hampir semua transaksi komersial yang dilakukan warga negara dengan pihak asing adalah transaksi di mana kedua belah pihak diuntungkan.

Logika Proteksionis: Bagaimana Mungkin Kerugian?

Pertanyaan yang sering diajukan adalah: jika hampir semua transaksi komersial individu yang dilakukan warga negara menguntungkan, mengapa proteksionis berpendapat bahwa secara keseluruhan, perdagangan merugikan warga negara? Proteksionis sering menghindari menjawab pertanyaan ini secara langsung. Salah satu jawaban yang mungkin adalah menyangkal bahwa warga negara individu mendapatkan keuntungan dalam sebagian besar transaksi dengan pihak asing. Jawaban lain adalah bersikeras bahwa ketika semua keuntungan positif dari perdagangan internasional dijumlahkan, hasilnya adalah angka negatif. Jawaban yang sering diberikan, meskipun secara implisit, adalah bahwa keuntungan yang diperoleh setiap warga negara ketika berdagang dengan pihak asing lebih dari diimbangi oleh kerugian yang diduga ditimbulkan oleh perdagangan tersebut pada warga negara lain.

Kesimpulan: Menantang Anggapan Proteksionis

Proteksionis harus ditantang untuk menjelaskan mengapa mereka percaya bahwa warga negara tidak mampu bersaing secara efektif di pasar internasional. Apakah kemampuan warga negara begitu terbatas sehingga mereka hanya mampu bekerja di sektor tertentu? Apakah bisnis Amerika begitu tidak kompeten sehingga tidak dapat menemukan cara untuk mempekerjakan orang dalam kapasitas lain untuk menghasilkan output yang dapat dijual dengan harga yang menguntungkan? Apakah Amerika Serikat begitu miskin kewirausahaan sehingga tidak ada seorang pun di sini yang dapat menemukan produk atau metode produksi baru yang menguntungkan? Pertanyaan-pertanyaan ini menggarisbawahi kesalahpahaman proteksionis tentang kapabilitas dan potensi warga negara.

Para pendukung perdagangan bebas percaya bahwa jawaban untuk semua pertanyaan di atas adalah “tidak!”. Mereka menekankan pentingnya kepercayaan terhadap kemampuan warga negara dan potensi mereka untuk berhasil dalam ekonomi global. Warga negara harus waspada terhadap mereka yang memandang rendah kemampuan mereka dan tidak ragu untuk menantang anggapan yang mendasari kebijakan proteksionis.

Posting Komentar untuk "Kebijakan Tarik Perekonomian: Kecurigaan Terhadap Warga Negara?"