KBRI Beijing Gelar Forum Bisnis: Dorong Perdagangan & Investasi Indonesia-Mongolia

KBRI Beijing adakan forum bisnis dorong realisasi dagang di Mongolia - ANTARA News


Beijing (ANTARA) – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing mengambil langkah strategis untuk memperkuat hubungan ekonomi dengan Mongolia. KBRI Beijing mengadakan forum bisnis untuk mendorong peningkatan realisasi dagang dan investasi antara kedua negara.

Forum bisnis ini menjadi wadah penting dalam upaya menjembatani peluang bisnis dan meningkatkan kerja sama di berbagai sektor.

Menggali Potensi Kerja Sama Indonesia dan Mongolia

Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun, menyampaikan pandangannya mengenai kesamaan aspirasi antara Indonesia dan Mongolia. Beliau mengungkapkan hal ini di Ulan Bator, Mongolia, pada Rabu.

Kedua negara memiliki visi yang selaras dalam upaya memperkuat ketahanan ekonomi, melakukan diversifikasi industri, serta mendorong pembangunan berkelanjutan dan konektivitas dengan pasar regional dan global.

Forum Bisnis: "Expanding Horizons in Trade and Investment"

Forum bisnis yang bertajuk "Expanding Horizons in Trade and Investment" ini menghadirkan sejumlah tokoh penting dari kedua negara. Di antaranya adalah Direktur Jenderal Departemen Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan Kementerian Luar Negeri Mongolia, Ulziisaikhan Ganbold.

Hadir pula Sekretaris Direktorat Jenderal Hubungan Ekonomi dan Kerja Sama Pembangunan Kementerian Luar Negeri RI, Dyah Lestari Asmarani, yang turut memberikan pandangan serta mendukung upaya peningkatan kerja sama.

Selain itu, hadir pula Presiden Kamar Dagang Nasional Mongolia (MNCCI) Lkhagvajav Baatarjav, serta Sekretaris Jenderal MNCCI Saruul Bulgan. Keterlibatan para pengusaha dari Indonesia dan Mongolia juga menjadi bagian penting dari forum ini.

Sektor Unggulan Kerja Sama: Peluang dan Tantangan

Dubes Djauhari menekankan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi momentum positif dalam kerja sama bilateral antara Indonesia dan Mongolia. Kerja sama tersebut terutama terfokus pada bidang perdagangan, peternakan dan pertanian.

Selain itu, kerja sama juga mencakup jasa pertambangan, energi terbarukan, pembangunan infrastruktur, pariwisata, pertukaran budaya, serta hubungan antarmasyarakat.

Meskipun demikian, Dubes Djauhari menilai potensi pertumbuhan perdagangan dan investasi antara kedua negara masih sangat besar. Forum bisnis ini bertujuan untuk menjadi platform penting bagi para pelaku bisnis dalam menggali peluang tersebut.

Dubes Djauhari menegaskan bahwa komunitas bisnis adalah penggerak utama kerja sama dan pembangunan ekonomi. Forum ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan, membangun kemitraan, dan mewujudkan ide menjadi kerja sama yang konkret.

Kinerja Ekonomi Indonesia dan Peluang Kolaborasi

Dubes Djauhari menyoroti kinerja ekonomi Indonesia yang kuat dan stabil. Indonesia, sebagai ekonomi terbesar di ASEAN, mencatatkan pertumbuhan tahunan sekitar 5 persen.

Indonesia juga berupaya memperkuat industri hilir, meningkatkan produksi bernilai tambah, serta mengembangkan transformasi digital, energi terbarukan, mobilitas hijau, inovasi kesehatan, dan infrastruktur berkelanjutan.

Perkembangan tersebut membuka peluang kolaborasi dengan Mongolia di berbagai sektor, seperti teknologi pertambangan, energi bersih dan terbarukan, agribisnis, farmasi, daging halal, pariwisata, solusi digital, logistik, serta pembangunan infrastruktur.

Baca Juga: Dampak Tegang India-Bangladesh: Bisnis Sari India Terpuruk

Perkembangan Ulan Bator dan Pengalaman Dubes Djauhari

Dubes Djauhari menceritakan pengalamannya mengunjungi Mongolia untuk pertama kalinya pada Februari 2016. Saat itu, beliau menaiki kereta dari Moskow, Rusia, menuju Ulan Bator.

Sejak itu, beliau telah mengunjungi Ulan Bator sekitar tujuh kali. Dubes Djauhari mengamati perubahan signifikan di Ulan Bator, termasuk peningkatan jumlah pusat perbelanjaan dan restoran internasional.

Perubahan ini mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang positif di Ulan Bator. Forum bisnis ini diharapkan dapat menjadi jembatan yang menghubungkan peluang, mendorong investasi, dan membangun kepercayaan di antara sektor swasta kedua negara.

Data Perdagangan: Neraca Perdagangan dan Investasi

Sekretaris Direktorat Jenderal Hubungan Ekonomi dan Kerja Sama Pembangunan, Dyah Lestari Asmarani, memaparkan data perdagangan antara Indonesia dan Mongolia pada tahun 2024. Impor Indonesia dari Mongolia mencapai sekitar 7,9 juta dolar AS.

Komoditas yang diimpor adalah garam, belerang, tanah, batu, kapur, dan semen, dengan nilai sekitar 7,8 juta dolar AS. Ekspor Indonesia ke Mongolia pada tahun yang sama mencapai 20,7 juta dolar AS.

Ekspor tersebut didominasi oleh mesin dan peralatan nuklir (9,9 juta dolar AS), produk farmasi (4,3 juta dolar AS), serta peralatan listrik dan elektronik (1,9 juta dolar AS). Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki surplus dagang dengan Mongolia.

Sekretaris Jenderal Kamar Dagang Nasional Mongolia, Saruul Bulgan, juga memberikan data perdagangan dari sisi Mongolia. Ekspor Mongolia ke Indonesia mencapai 0,03 juta dolar AS.

Ekspor Mongolia didominasi oleh benang dari bulu binatang, katup dan peralatan serupa, serta instrumen untuk analisis fisika atau kimia. Impor Mongolia dari Indonesia mencapai 51,1 juta dolar AS.

Impor Mongolia didominasi oleh truk dan kendaraan niaga (14,91 juta dolar AS), obat-obatan (7,22 juta dolar AS), media rekaman kosong (4,28 juta dolar AS), gula (3,62 juta dolar AS), dan lainnya.

Investasi Indonesia ke Mongolia pada tahun 2024 mencapai 1,6 juta dolar AS, stagnan dibandingkan tahun sebelumnya. Investasi ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 3 juta dolar AS.

Prospek Ekonomi dan Harapan di Masa Depan

Menurut laporan Asian Development Bank (ADB), ekonomi Mongolia diproyeksikan tumbuh sebesar 6,6 persen pada tahun 2025, meningkat dari 4,9 persen pada tahun 2024.

Ekspor diperkirakan akan meningkat seiring dengan peningkatan produksi mineral, sementara impor akan tetap kuat karena didorong oleh peralatan modal dan material untuk proyek investasi.

Foreign Direct Investment (FDI) ke Mongolia mencapai 2,5 miliar dolar AS pada tahun 2022, naik 15,2 persen. Mitra investasi utama Mongolia adalah China, Kanada, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat.

Sektor yang paling menarik investasi asing adalah pertambangan, minyak, dan konstruksi. Menjelang perayaan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Mongolia pada tahun 2026, diharapkan dapat terjalin kemitraan yang lebih erat dan berkualitas.

BRITISH PROPOLIS | Suplemen Terbaik Alami

British Propolis Slide 1 British Propolis Slide 2 British Propolis Slide 3

Nama Produk: BRITISH PROPOLIS REGULER

Rp. 250.000/botol

(Gratis ONGKIR untuk Pulau Jawa)

Manfaat British Propolis:

  • Membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
  • Berperan sebagai antibiotik alami dan detoksifikasi tubuh.
  • Membantu mempercepat penyembuhan luka bakar dan luka kulit lainnya.
  • Membantu mengatasi gangguan pencernaan ringan seperti sakit maag.
  • Sebagai pelengkap terapi untuk kondisi seperti diabetes, kolesterol tinggi, asam urat, dan beberapa jenis kanker (tetap harus dikonsultasikan dengan dokter).
  • Pada anak-anak, British Propolis Green dikhususkan untuk membantu meningkatkan nafsu makan dan menjaga imunitas dari flu, batuk, dan radang amandel.

Posting Komentar untuk "KBRI Beijing Gelar Forum Bisnis: Dorong Perdagangan & Investasi Indonesia-Mongolia"