Platform Bisnis: Potensi Menjadi Arena Politik di Indonesia

Potensi Platform Bisnis Menjadi Platform Politik


FINANSIALFAMILY - - Basis pengguna yang besar merupakan aset berharga bagi platform digital mana pun. Kemampuan untuk mengumpulkan dan menganalisis data secara komprehensif membuka peluang baru, tetapi juga menimbulkan risiko yang signifikan.

22 November 2025 17:00 WIB - Artikel Opini oleh Paul Lumbantobing, Pengajar Transformasi Digital, Universitas Pelita Harapan.

Isu merger antara Grab dan GoTo menjadi perbincangan hangat, tidak hanya dalam ranah bisnis tetapi juga terasa kuat aroma politiknya. Hal ini terlihat jelas dengan adanya respons dari Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi di berbagai media terkait rencana penggabungan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) dan Grab. Prasetyo menyampaikan bahwa rencana ini masih dalam tahap pembahasan dan merupakan bagian dari kajian pemerintah mengenai ekosistem transportasi daring nasional.

CIO Danantara, Pandu Sjahrir, turut menanggapi dengan menyatakan kesiapan untuk mengakomodasi masukan dari pemerintah terkait isu penggabungan Grab dan GoTo. Langkah ini mengindikasikan adanya keterlibatan pemerintah dalam proses merger yang berpotensi mengubah lanskap bisnis transportasi daring di Indonesia.

Dampak Duopoli: Grab dan GoTo di Pasar Transportasi Daring Indonesia

Grab dan GoTo adalah dua pemain utama dalam industri transportasi daring di Indonesia. Struktur pasar transportasi daring di Indonesia didominasi oleh duopoli, dengan dua perusahaan raksasa (GoTo dan Grab) yang mengendalikan harga dan permintaan. Pemain lain seperti Indrive, Maxim, dan perusahaan lokal lainnya tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap dinamika pasar.

Secara bisnis, kedua entitas ini sangat menarik karena nilai transaksi yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Nilai Transaksi Kotor (GTV) kedua perusahaan sangat besar. Pada laporan tahunan 2024, GTV inti GoTo mencapai Rp 268,2 triliun, meningkat 43% dari tahun sebelumnya. Sementara itu, GTV Grab mencapai sekitar Rp 302 triliun di 8 negara, dengan Indonesia sebagai pasar terbesar yang menyumbang 35-40%, atau setara dengan Rp 106 triliun hingga Rp 120 triliun.

Jumlah mitra pengemudi GoTo mencapai sekitar 3 juta orang, sedangkan Grab memiliki 2,8 juta mitra pengemudi (sebagian mitra Grab juga menjadi mitra GoTo). Jumlah Pengguna Transaksi Bulanan (MTUs) GoTo mencapai 63 juta, dan Grab memiliki 22 juta.

Data-data di atas menunjukkan daya tarik bisnis dan potensi politis yang signifikan dari kedua entitas ini. Merger dengan penguasaan pasar yang besar tentu akan melibatkan otoritas persaingan usaha.

Implikasi Merger: Struktur Pasar, Operasional, dan Hukum

Penggabungan Grab dan GoTo akan dikategorikan sebagai merger horizontal karena kesamaan layanan, pelanggan, pasar, dan model bisnis. Merger ini, sebagai penguasa pasar terbesar di Indonesia, memiliki dampak besar dalam hal struktur pasar, aspek operasional, dan hukum.

Dari sisi pasar, merger ini diperkirakan akan menguasai sekitar 90% pasar transportasi daring di Indonesia. Perusahaan lain di industri ini, seperti Maxim dan Indrive, tidak akan mampu menandingi dominasi gabungan Grab dan GoTo. Entitas hasil merger berpotensi menjadi pemain tunggal yang mampu mendikte struktur pasar, terutama harga dan komisi bagi mitra, serta melemahkan posisi publik sebagai pengguna.

Baca Juga: Ashwagandha vs Rhodiola: Mana yang Terbaik untuk Anda di Indonesia?

Implikasi operasional cenderung positif bagi perusahaan yang bergabung. Penggunaan sumber daya yang berlebihan akan dikurangi. Jumlah karyawan, mitra pengemudi, kantor, dan infrastruktur digital akan lebih efisien, yang menguntungkan perusahaan.

Aspek hukum menjadi perhatian utama, karena merger berpotensi melanggar beberapa pasal dalam UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, seperti monopoli, pemusatan kekuatan ekonomi, dan dominasi pasar. Pasal 28 secara jelas melarang penggabungan yang mengakibatkan monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Oleh karena itu, penyesuaian regulasi harus dilakukan sebelum merger Grab dan GoTo.

Pertemuan Politik dan Bisnis: Peran Pemerintah dan Regulasi

Aspek hukum dan regulasi menjadi titik temu strategis antara kepentingan politik dan bisnis dalam rencana merger. Pemerintah yang berkuasa saat ini, dengan dukungan parlemen mayoritas, dapat dengan mudah terlibat dalam proses merger. Mereka memiliki kekuatan untuk menginterpretasikan UU dan menciptakan regulasi baru untuk memuluskan merger dan membuka peluang bagi pemerintah untuk memiliki saham di entitas hasil merger melalui Danantara.

Platform bisnis digital tidak hanya menghubungkan penyedia dan pengguna layanan, pengembang dan pengguna aplikasi, produsen dan konsumen, penjual dan pembeli, tetapi juga menjadi objek intervensi pemerintah melalui regulasi terkait perpajakan, keamanan, dan perlindungan bagi pihak yang bertransaksi melalui platform tersebut.

Platform Super: Data, Kecerdasan Buatan, dan Potensi Politik

Platform Grab dan GoTo telah menjadi superplatform dengan berbagai sub-aplikasi dan layanan, mulai dari transportasi hingga layanan keuangan. Basis pengguna yang besar dan efek jaringan menjadi kekuatan utama platform. Selain itu, volume transaksi yang besar menghasilkan data yang tak terbatas.

Pelanggan harus memberikan data pribadi sensitif untuk mendapatkan layanan yang lebih baik. Data psikografis dinamis seperti gaya hidup, aktivitas sehari-hari, preferensi makanan, hobi, dan pengeluaran juga terekam oleh platform.

Mahadata yang lengkap mempermudah pengenalan perilaku dan kecenderungan politik pelanggan. Jika platform ini dapat diintervensi oleh pemerintah (misalnya melalui Danantara), ia berpotensi menjadi platform politik, terutama dalam pengumpulan data pelanggan dan mitra.

Gabungan platform GoTo dan Grab dengan kecerdasan buatan dapat menjadi senjata politik canggih. Platform ini bisa digunakan untuk konsolidasi dan distribusi insentif bantuan sosial melalui kebijakan harga dan komisi, menerapkan diskriminasi harga berdasarkan pertimbangan politik, serta memengaruhi publik melalui informasi yang dipersonalisasi (mass-customization targeting) yang dapat memengaruhi preferensi politik.

Kesimpulan: Kebutuhan Transparansi dan Pengawasan

Semua pihak harus mencermati rencana merger GoTo dan Grab. Transparansi transaksi dan algoritma, perlindungan data pribadi dan keamanan, serta menjaga persaingan usaha yang sehat adalah isu utama yang harus dikelola untuk melindungi kepentingan publik.

BRITISH PROPOLIS | Suplemen Terbaik Alami

British Propolis Slide 1 British Propolis Slide 2 British Propolis Slide 3

Nama Produk: BRITISH PROPOLIS REGULER

Rp. 250.000/botol

(Gratis ONGKIR untuk Pulau Jawa)

Manfaat British Propolis:

  • Membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
  • Berperan sebagai antibiotik alami dan detoksifikasi tubuh.
  • Membantu mempercepat penyembuhan luka bakar dan luka kulit lainnya.
  • Membantu mengatasi gangguan pencernaan ringan seperti sakit maag.
  • Sebagai pelengkap terapi untuk kondisi seperti diabetes, kolesterol tinggi, asam urat, dan beberapa jenis kanker (tetap harus dikonsultasikan dengan dokter).
  • Pada anak-anak, British Propolis Green dikhususkan untuk membantu meningkatkan nafsu makan dan menjaga imunitas dari flu, batuk, dan radang amandel.

Posting Komentar untuk "Platform Bisnis: Potensi Menjadi Arena Politik di Indonesia"