/data/photo/2017/10/09/742524212.jpg)
FINANSIALFAMILY - - Kabar mengejutkan datang dari dunia pasar modal Indonesia. Grup Sampoerna, salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia, resmi mengakhiri kiprahnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah tiga dekade berpartisipasi. Keputusan ini diambil melalui penjualan seluruh kepemilikan saham pada emiten terakhir yang berada di bawah naungannya, yaitu PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO).
Langkah strategis ini menandai berakhirnya sebuah era bagi keluarga Sampoerna di bursa saham Indonesia. Perjalanan panjang ini dimulai sejak awal dekade 1990-an dan telah menjadi bagian penting dari sejarah pasar modal Tanah Air.
Proses Hengkangnya Sampoerna dari Bursa
Pengumuman mengenai hengkangnya Grup Sampoerna dipublikasikan melalui Keterbukaan Informasi BEI pada Kamis, 20 November 2025. Perseroan menerima pemberitahuan resmi mengenai perpindahan saham tersebut pada 19 November 2025.
Aksi korporasi ini melibatkan perpindahan signifikan 1.195.217.500 saham SGRO, yang setara dengan 65,721 persen dari modal disetor. Saham tersebut berpindah dari Twinwood Family Holdings Limited kepada AGPA Pte. Ltd., yang merupakan anak usaha Posco International Corporation.
Jejak Historis Sampoerna Agro (SGRO)
PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) memiliki jejak historis yang erat dengan keluarga Sampoerna. Perusahaan ini awalnya didirikan pada 7 Juni 1993 dengan nama PT Selapan Jaya.
Kemudian, nama perusahaan berubah menjadi PT Sampoerna Agro pada tahun 2007 setelah diakuisisi oleh Grup Sampoerna Strategic. SGRO mengembangkan bisnis perkebunan yang terintegrasi, dengan fokus pada prinsip keberlanjutan jangka panjang.
IPO dan Perjalanan di Pasar Modal
Sampoerna Agro resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, yang saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta (BEJ), pada 18 Juni 2007. Saat IPO, perusahaan melepas sebanyak 1,890 miliar saham.
Sebanyak 461.350.000 saham (24,41 persen) dilepas ke publik dengan nilai nominal Rp 200 per saham. Harga penawaran saham ke publik saat itu adalah Rp 2.340 per saham, yang menghasilkan dana sebesar Rp 1,079 triliun dari IPO.
Sejarah Panjang Sampoerna di Pasar Modal
Hubungan Grup Sampoerna dengan pasar modal sebenarnya sudah dimulai jauh lebih awal. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) adalah perusahaan pertama grup ini yang mencatatkan sahamnya di pasar modal, tepatnya pada 15 Agustus 1990.
Baca Juga: Indonesia Melejit! Jadi Pusat Pertumbuhan Kripto No. 2 di Asia Pasifik
Saat itu, HMSP menawarkan 27 juta saham kepada publik. Selain itu, terdapat 18 juta saham pendiri, sehingga total saham yang terdaftar saat IPO mencapai 45 juta saham. Perusahaan menetapkan harga penawaran Rp 12.600 per saham, dengan porsi penawaran publik sebesar 60 persen.
Perubahan Kepemilikan HMSP
Perjalanan HMSP mengalami perubahan besar pada 10 Maret 2005. Perusahaan rokok asal Amerika Serikat, Philip Morris International Inc. (PMI), mengambil alih 40 persen saham milik Sampoerna. Sebanyak 57,5 persen saham dipegang investor publik melalui mekanisme tender offer.
Aksi korporasi ini menandai berakhirnya kiprah keluarga Sampoerna dalam bisnis rokok, yang selama puluhan tahun menjadi usaha utama mereka. Saat ini, HMSP berstatus sebagai anak perusahaan PT Philip Morris Indonesia (PMID) dan berafiliasi langsung dengan PMI.
Investasi Lainnya di Pasar Modal
Selain SGRO dan HMSP, Grup Sampoerna juga pernah memiliki 10 persen saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) sebelum melepasnya kepada Grup Northstar pada tahun 2006.
Dengan penjualan SGRO kepada AGPA, seluruh jejak kepemilikan Grup Sampoerna di pasar modal Indonesia resmi berakhir. Hal ini menutup babak penting perjalanan salah satu konglomerasi terbesar Indonesia dalam tiga dekade terakhir.
Alasan di Balik Keputusan Hengkang
Presiden Direktur Grup Sampoerna, Bambang Sulistyo, menjelaskan bahwa penjualan SGRO merupakan langkah strategis untuk memfokuskan sumber daya pada lini bisnis lain. Ia menilai Posco International sebagai pihak yang tepat untuk membawa SGRO memasuki fase pertumbuhan baru.
Keputusan ini juga mencerminkan dinamika bisnis yang terus berubah dan kebutuhan untuk beradaptasi dengan lingkungan pasar yang kompetitif. Grup Sampoerna ingin mengoptimalkan portofolio bisnisnya untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.
Dampak dan Implikasi
Keluarnya Grup Sampoerna dari pasar modal Indonesia akan memberikan dampak signifikan. Hal ini akan mengubah lanskap investasi di bursa saham dan juga menjadi refleksi dari strategi bisnis yang diambil oleh konglomerasi besar.
Investor dan pelaku pasar akan terus memperhatikan perkembangan bisnis Grup Sampoerna di sektor lain, serta kinerja SGRO di bawah kepemilikan baru. Perubahan ini juga menjadi pelajaran berharga bagi perusahaan lain tentang pentingnya adaptasi dan strategi bisnis yang dinamis.
BRITISH PROPOLIS | Suplemen Terbaik Alami
Nama Produk: BRITISH PROPOLIS REGULER
Rp. 250.000/botol
(Gratis ONGKIR untuk Pulau Jawa)
Manfaat British Propolis:
- Membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
- Berperan sebagai antibiotik alami dan detoksifikasi tubuh.
- Membantu mempercepat penyembuhan luka bakar dan luka kulit lainnya.
- Membantu mengatasi gangguan pencernaan ringan seperti sakit maag.
- Sebagai pelengkap terapi untuk kondisi seperti diabetes, kolesterol tinggi, asam urat, dan beberapa jenis kanker (tetap harus dikonsultasikan dengan dokter).
- Pada anak-anak, British Propolis Green dikhususkan untuk membantu meningkatkan nafsu makan dan menjaga imunitas dari flu, batuk, dan radang amandel.
Posting Komentar untuk "Sampoerna Hengkang: Akhir 30 Tahun Kiprah di Bursa Efek Indonesia"