Purbaya Optimis: Ekonomi Indonesia Mendekati 8% di Tahun ke-3 Prabowo

Prediksi Purbaya Ekonomi Tumbuh Dekati 8% Tahun ke-3 Pemerintahan Prabowo


FINANSIALFAMILY - - Menteri Keuangan (Menkeu) Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa, menyampaikan pandangan optimis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah pemerintahan mendatang. Dalam sebuah acara bertajuk Ecoverse 2025 yang diselenggarakan di The Westin, Jakarta, pada Kamis, 20 November 2025, Purbaya memaparkan target ambisius untuk menggenjot perekonomian Tanah Air.

Purbaya menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 6% pada tahun depan, sebagai langkah awal menuju target yang lebih tinggi. Ia meyakini bahwa target tersebut adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan dengan kerja keras.

Tantangan Menuju Pertumbuhan Ekonomi yang Lebih Tinggi

Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa ia lebih menyukai tantangan daripada stagnasi. Menurutnya, tanpa adanya tantangan, ia lebih memilih untuk tidak terlibat dalam urusan publik. Ia menyatakan harapannya agar pertumbuhan ekonomi tahun depan dapat melampaui target APBN sebesar 5,4%.

“Dengan demikian saya harapkan tahun depan ekonomi bukan 5,4% seperti target APBN, saya ingin dorong ke 6%. Ya kalau resikonya apa saya ngomong gini? kalau nggak kecapai gua dipecat. Tapi kalau nggak ada challenge nggak menarik untuk saya, lebih baik saya duduk di rumah aja,” ujar Purbaya dengan nada bersemangat.

Target Ambisius Mendekati 8% di Tahun Ke-3 atau Ke-4

Lebih lanjut, Purbaya menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mendekati angka 8% pada tahun ke-3 atau ke-4 pemerintahan mendatang. Hal ini menunjukkan komitmen kuat untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan membawa Indonesia menuju kemajuan.

“Tahun depannya kita coba dorong lebih cepat lagi lebih cepat lagi, lebih cepat lagi. Mungkin tahun ketiga keempat udah keliatan tuh 8%, udah dekat tuh jadi kita bisa mewujudkan,” tutur Purbaya optimis. Target ini tentu saja sangat ambisius dan membutuhkan upaya luar biasa dari berbagai pihak.

Kombinasi Kebijakan: Belajar dari SBY dan Jokowi

Purbaya juga menyinggung pendekatan ekonomi yang diterapkan oleh dua pemerintahan sebelumnya, yaitu era Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi). Ia menyoroti perbedaan fokus antara kedua pemerintahan tersebut.

Pemerintahan SBY lebih mengandalkan sektor swasta sebagai penggerak utama perekonomian, sementara pemerintahan Jokowi lebih fokus pada belanja pemerintah. Purbaya berencana untuk menggabungkan kedua pendekatan tersebut untuk mencapai hasil yang optimal.

Baca Juga: Analisis Fundamental USD/IDR: Memahami Pergerakan Rupiah Terhadap Dolar AS

Strategi Penggabungan: Sinergi Swasta dan Pemerintah

Purbaya menjelaskan strateginya dalam menggabungkan kedua pendekatan tersebut. Ia percaya bahwa kombinasi antara peran swasta yang kuat dan belanja pemerintah yang strategis akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih signifikan.

“Zamannya SBY mesinnya mesin swasta, zamannya Pak Jokowi mesin pemerintah. Tumbuhnya 6% sama 5%. Kalau saya gabung 6% lebih nggak terlalu sulit, tambah dengan perbaikan iklim investasi, pengurangan bottleneck yang menghambat real sector dan perusahaan harusnya pertumbuhan yang lebih cepat bisa dicapai,” jelas Purbaya.

Perlindungan Pasar Domestik

Selain itu, Purbaya juga berkomitmen untuk melindungi pasar dalam negeri dari serbuan barang impor ilegal. Langkah ini bertujuan untuk menjaga stabilitas permintaan domestik yang menjadi fondasi utama perekonomian Indonesia.

Ia menekankan bahwa sekitar 90% ekonomi Indonesia bergantung pada permintaan domestik, sementara 10% sisanya berasal dari pasar ekspor. Dengan melindungi pasar dalam negeri, diharapkan pertumbuhan ekonomi dapat terus berlanjut dan berkelanjutan.

Dukungan Terhadap Sektor Riil

Langkah-langkah strategis yang akan diambil oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tersebut menunjukkan komitmen kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi sektor riil dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dengan kombinasi antara dukungan terhadap sektor swasta, belanja pemerintah yang efektif, dan perlindungan terhadap pasar domestik, diharapkan Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan stabil di masa mendatang.

Kesimpulan: Optimisme dan Tantangan

Target pertumbuhan ekonomi yang ambisius ini tentu saja menghadirkan tantangan tersendiri bagi pemerintahan mendatang. Namun, dengan semangat optimisme dan strategi yang tepat, Indonesia diharapkan dapat mewujudkan visi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.

Kepemimpinan yang kuat, kebijakan yang terencana, dan kerja sama yang erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat akan menjadi kunci utama dalam mencapai tujuan tersebut. Masa depan ekonomi Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto tampak menjanjikan, namun tetap membutuhkan kerja keras dan dedikasi dari semua pihak untuk mewujudkannya.

BRITISH PROPOLIS | Suplemen Terbaik Alami

British Propolis Slide 1 British Propolis Slide 2 British Propolis Slide 3

Nama Produk: BRITISH PROPOLIS REGULER

Rp. 250.000/botol

(Gratis ONGKIR untuk Pulau Jawa)

Manfaat British Propolis:

  • Membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
  • Berperan sebagai antibiotik alami dan detoksifikasi tubuh.
  • Membantu mempercepat penyembuhan luka bakar dan luka kulit lainnya.
  • Membantu mengatasi gangguan pencernaan ringan seperti sakit maag.
  • Sebagai pelengkap terapi untuk kondisi seperti diabetes, kolesterol tinggi, asam urat, dan beberapa jenis kanker (tetap harus dikonsultasikan dengan dokter).
  • Pada anak-anak, British Propolis Green dikhususkan untuk membantu meningkatkan nafsu makan dan menjaga imunitas dari flu, batuk, dan radang amandel.

Posting Komentar untuk "Purbaya Optimis: Ekonomi Indonesia Mendekati 8% di Tahun ke-3 Prabowo"