Header Ads

Digital Payment : Brand Awareness Go-Pay Capai 100 Persen

Digital Payment : Brand Awareness Go-Pay Capai 100 Persen.  Layanan dompet digital (e-wallet) milik GoJek Indonesia, Go-Pay paling diminati generasi milenial Indonesia. Hal ini merujuk hasil riset dari Alvara Research Center, yang menunjukan Go-Pay sebagai pemuncak brand awareness untuk kategori aplikasi pembayaran digital.

Digital Payment : Brand Awareness Go-Pay Capai 100 Persen
Digital Payment : Brand Awareness Go-Pay Capai 100 Persen (Foto : https://technology.uzone.id)
Dalam riset Perlaku dan Preferensi Konsumen Milennial Indonesia terhadap Aplikasi E-Commerce 2019' oleh Alvara, brand awareness Go-Pay mencapai 100 persen di kalangan milenial. Go-Pay mengungguli OVO yang berasosiasi dengan Grab (96,2 persen), Dana (50,3 persen), PayTren (47 persen), LinkAja (35 persen).

"Dari dua aplikasi digital payment yang popular, brand performance aplikasi Go-Pay lebih tinggi dibandingkan OVO, yakni mencapai skor 69,90 dengan performa yang sama kuatnya dalam hal image, loyalty, engagement maupun performance,” kata CEO dan Founder Alvara Research Hasanuddin Ali dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, 11 Juli 2019. 

Selain itu, Go-Pay paling banyak digunakan oleh 67,9 persen responden, dibanding dengan aplikasi lainnya. Karena brand awareness yang kuat, konsumen juga lebih merekomendasikan penggunaan Go-Pay sebagaimana ditunjukkan nilai net promoter yang diraih Go-Pay, yaitu 14,3, sedangkan OVO hanya 9,2.

OVO, seperti diungkapkan dalam laporan Alvara, dipilih oleh responden lantaran aplikasi ini menawarkan banyak promo atau diskon menarik namun dari sisi performa keamanan maupun kecepatan, Gopay jauh lebih unggul, yakni dengan skor 9,1 dan 9,4 dibandingkan 6,5 dan 6,5 yang dicatatkan OVO.

Hasanuddin mengakui jika mayoritas penyedia layanan e-commerce menggunakan promo dan harga murah sebagai alat untuk menarik minat konsumen terhadap produk dan layanan mereka. Namun, promo sebaiknya tetap dibarengi dengan pemberian layanan terbaik bagi konsumen.

"Promo tersebut dapat berdampak buruk bagi kinerja perusahaan jika tidak diimbangi dengan penyediaan kualitas layanan yang prima, baik itu dari sisi keamanan, kecepatan maupun kenyamanan bagi konsumen," jelas dia. (Sumber : Medcom)