Header Ads

Garuda Rugi Rp 15 T Bikin Yusuf Mansur Ingin Bertemu Erick Thohir

Garuda Rugi Rp 15 T Bikin Yusuf Mansur Ingin Bertemu Erick Thohir.  Ustadz Yusuf Mansur angkat suara soal kinerja PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Bahkan, Yusuf Mansur berencana mau menemui Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk membicarakan soal masa depan perseroan tersebut.

Garuda Rugi Rp 15 T Bikin Yusuf Mansur Ingin Bertemu Erick Thohir


"Berapa sih yang dibutuhkan Garuda? Hehehe. Belagu ya? Engga belagu. Simpel banget. Asli. Cuma 15T, kan? Kecil banget ini. Ntar saya ngadep di direksi dan komisaris Garuda dah. Ke Menterinya juga," tulis Yusuf Mansur dikutip dari Instagram pribadinya @yusufmansurnew, Sabtu (7/11/2020).


"Beda kalau udah ada suntikan dana mah. Lebih adem nanti. Dan yang doain jadi banyak banget. Walo harusnya yang plat2 merah ya otomatis sebenarnya jadi milik rakyat. Tapi ini beda. Ini soal megang saham lsg," ucapnya.


Sebagaimana diketahui, emiten berkode saham GIAA itu kembali mencatatkan kerugian terimbas pandemi COVID-19 mencapai US$ 1,07 miliar setara Rp 15,58 triliun (kurs Rp 14.500) pada akhir kuartal III-2020.


Merespons hal itu, Yusuf Mansur pun langsung mengunggah tangkapan layar artikel media online yang melaporkan kinerja keuangan Garuda. Di bagian caption unggahan tersebut, Yusuf membagikan pandangannya terkait performa keuangan maskapai pelat merah itu.


Yusuf Mansur optimistis kerugian GIAA sebenarnya bukan perkara besar. Keuangan GIAA bisa diselamatkan oleh masyarakat Indonesia dengan modal kecil. Lantaran, menurutnya masa depan ekonomi Indonesia lebih mengandalkan perekonomian rakyat.


Perekonomian rakyat yang ia maksud adalah perekonomian yang kembali pada sistem koperasi. Namun, koperasi di masa depan itu berbentuk saham. Dengan gerakan masif masyarakat membeli saham Garuda Indonesia, diyakini maskapai pelat merah ini bisa segera bangkit dari keterpurukannya.


"Ga usah pusing nih Garuda contohnya. Biar disuntik permodalan oleh rakyat secara direct, secara langsung. Lewat koperasi. Rakyat berduyun-duyun, berbondong-bondong, menjadi pemegang saham baru," tuturnya. (Sumber : Detik Finance)

Posting Komentar

0 Komentar