Header Ads

Yusuf Mansur Lepas Saham BRIS, Masya Allah Berapa Cuannya?

Yusuf Mansur Lepas Saham BRIS, Masya Allah Berapa Cuannya?. Ustadz Yusuf Mansur menyatakan sudah menjual sebagian kepemilikan saham di emiten perbankan syariah PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) setelah saham anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) itu mencatatkan penguatan signifikan dalam beberapa bulan terakhir.

Yusuf Mansur Lepas Saham BRIS, Masya Allah Berapa Cuannya?



"Sudah saya cashout [lepas] kemarenan," kata ustaz YM, panggilan akrabnya, kepada CNBC Indonesia, Sabtu sore (7/11/2020),


"Itu [BRIS] milik umat, umat berhak, lebih berhak malah [membeli sahamnya] sebagai penyandang nama bank syariah," kata YM.

Ditanya berapa keuntungan setelah melepas saham BRIS, ustaz YM hanya berseloroh keuntungannya berkali lipat di investasi saham BRIS.

Namun dia menegaskan tak menjual seluruh kepemilikan di saham BRIS, masih ada sebagian yang masih disimpan untuk jangka panjang.

"Ga dong [tak dijual semua], masa diabisin. Pokoknya 3 kali lipet [keuntungan]," selorohnya dengan nada bercanda.

Yusuf Mansur memang menegaskan bahwa horizon investasinya adalah investasi jangka panjang demi pengembangan perbankan syariah. Selain itu investasi di saham syariah pun (apa pun emiten syariahnya), diharapkan bisa diikuti oleh masyarakat agar bisa melek investasi.

Komitmen itu disampaikan kendati saham BRIS saat ini mulai mengalami tren turun di tengah sentimen positif merger bank syariah BUMN. 

Dalam skema merger, BRIS akan menjadi bank survivor dan menerima penggabungan dua bank syariah BUMN lainnya yakni PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNI). Merger tiga bank syariah pelat merah ini akan efektif pada 1 Februari 2021.

"Harus ada kemauan untuk membersamai industri syariah dan ekonomi umat, yang bukan bicara cash in cash out, bukan chip in chip out, memuaskan diri menjadi pemegang saham dan dapat bagi hasil dari Allah, di dan dari setiap kegiatan dan aktivitas perbankan syariah, entar keberkahan dunia, ngikut," katanya, dalam pesan WhatsApp, beberapa pekan sebelumnya, Jumat (23/10/2020).

Yusuf Mansur adalah salah satu dari sekian banyak pemegang saham BRISyariah dari investor ritel di bawah 5% sehingga tidak tercatat dalam laporan keuangan BRIS.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada penutupan perdagangan Jumat lalu (6/11), harga saham BRIS memang ditutup minus 2,77% di level Rp 1.230/saham, dengan nilai transaksi harian Rp 217,23 miliar dan volume perdagangan 172,57 juta saham.

Meski minus, tapi secara pekanan, saham BRIS hanya terkoreksi tipis 0,40%.

Tapi coba lihat pergerakan saham BRIS dalam 1 bulan terakhir dan 6 bulan secara akumulatif. Dalam sebulan, saham BRIS naik 46%, 3 bulan melesat 124%, dan 6 bulan terbang 541% dengan kapitalisasi pasar Rp 12,02 triliun.

Mari kita hitung perkiraan keuntungan ustaz YM, dengan asumsi YM memegang saham BRIS di harga penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).

BRIS melakukan IPO dan tercatat pertama kali di BEI pada 9 Mei 2018 dengan menawarkan harga perdana Rp 510/saham. Saat itu, BRIS menawarkan 2,62 miliar saham baru atau 27% dari modal yang disetor penuh, dan perusahaan mendapatkan dana segar sebesar Rp 1,33 triliun.

Data BEI mencatat, harga saham BRIS pernah mencatat tertinggi Rp 1.400/saham pada 19 Oktober lalu. Jika mengacu pada harga IPO dan level tertinggi, kenaikan saham BRIS mencapai 175%.

Lalu ke mana dana hasil cuan BRIS akan dibelanjakan ustaz YM?

"Ke depan ngincer [saham] Garuda, semua jalan tol, dan proyek-proyek strategis nasional lainnya, belajar, bismillah walhamdulillah," katanya.

Dia mengatakan, dengan penurunan harga saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang belum mencapai level harga IPO Rp 750/saham, maka inilah momen yang tepat untuk masuk. Saham Garuda pada Jumat lalu stagnan di level Rp 242/saham.

"Justru harus beli sekarang... dan doain. supaya yang salah [kasus yang melibatkan Garuda soal Bombardier], dibenerin. Diampuni, diperbaikin, entar kita dapat benefits juga dari saham saat naek dan benefits dari doa saat dapat berita atau isu jelek. Kan belum tentu bener juga, semua berita, iya, kan?"

"Rumus saham sederhana... miliki hati yang tulus, bantu perusahaan yang mau dimasuki. ini dulu. kemudian, masuk saat harga jatuh, murah. Bukan dengan tujuan utama dapat cuan. Tapi nolong saat lagi pada jatuh. Beda tuh value-nya..."

"Kemudian bersabar... jangan nanya mulu, hahaha. jangan liatin naik turunnya saham. Tar stress. biar aja Allah yang ngasih tahu dan mbimbing dengan niatnya itu."

Sebelumnya ustaz YM juga turut buka suara menanggapi kinerja Garuda yang membukukan kerugian hingga Rp 15,32 triliun pada kuartal ketiga tahun ini.

"Ga dong [tak dijual semua], masa diabisin. Pokoknya 3 kali lipet [keuntungan]," selorohnya dengan nada bercanda.

Yusuf Mansur memang menegaskan bahwa horizon investasinya adalah investasi jangka panjang demi pengembangan perbankan syariah. Selain itu investasi di saham syariah pun (apa pun emiten syariahnya), diharapkan bisa diikuti oleh masyarakat agar bisa melek investasi.

Komitmen itu disampaikan kendati saham BRIS saat ini mulai mengalami tren turun di tengah sentimen positif merger bank syariah BUMN. 

Dalam skema merger, BRIS akan menjadi bank survivor dan menerima penggabungan dua bank syariah BUMN lainnya yakni PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNI). Merger tiga bank syariah pelat merah ini akan efektif pada 1 Februari 2021.

"Harus ada kemauan untuk membersamai industri syariah dan ekonomi umat, yang bukan bicara cash in cash out, bukan chip in chip out, memuaskan diri menjadi pemegang saham dan dapat bagi hasil dari Allah, di dan dari setiap kegiatan dan aktivitas perbankan syariah, entar keberkahan dunia, ngikut," katanya, dalam pesan WhatsApp, beberapa pekan sebelumnya, Jumat (23/10/2020).

Yusuf Mansur adalah salah satu dari sekian banyak pemegang saham BRISyariah dari investor ritel di bawah 5% sehingga tidak tercatat dalam laporan keuangan BRIS.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada penutupan perdagangan Jumat lalu (6/11), harga saham BRIS memang ditutup minus 2,77% di level Rp 1.230/saham, dengan nilai transaksi harian Rp 217,23 miliar dan volume perdagangan 172,57 juta saham.

Meski minus, tapi secara pekanan, saham BRIS hanya terkoreksi tipis 0,40%.

Tapi coba lihat pergerakan saham BRIS dalam 1 bulan terakhir dan 6 bulan secara akumulatif. Dalam sebulan, saham BRIS naik 46%, 3 bulan melesat 124%, dan 6 bulan terbang 541% dengan kapitalisasi pasar Rp 12,02 triliun.

Mari kita hitung perkiraan keuntungan ustaz YM, dengan asumsi YM memegang saham BRIS di harga penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).

BRIS melakukan IPO dan tercatat pertama kali di BEI pada 9 Mei 2018 dengan menawarkan harga perdana Rp 510/saham. Saat itu, BRIS menawarkan 2,62 miliar saham baru atau 27% dari modal yang disetor penuh, dan perusahaan mendapatkan dana segar sebesar Rp 1,33 triliun.

Data BEI mencatat, harga saham BRIS pernah mencatat tertinggi Rp 1.400/saham pada 19 Oktober lalu. Jika mengacu pada harga IPO dan level tertinggi, kenaikan saham BRIS mencapai 175%.

Lalu ke mana dana hasil cuan BRIS akan dibelanjakan ustaz YM?

"Ke depan ngincer [saham] Garuda, semua jalan tol, dan proyek-proyek strategis nasional lainnya, belajar, bismillah walhamdulillah," katanya.

Dia mengatakan, dengan penurunan harga saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang belum mencapai level harga IPO Rp 750/saham, maka inilah momen yang tepat untuk masuk. Saham Garuda pada Jumat lalu stagnan di level Rp 242/saham.

"Justru harus beli sekarang... dan doain. supaya yang salah [kasus yang melibatkan Garuda soal Bombardier], dibenerin. Diampuni, diperbaikin, entar kita dapat benefits juga dari saham saat naek dan benefits dari doa saat dapat berita atau isu jelek. Kan belum tentu bener juga, semua berita, iya, kan?"

"Rumus saham sederhana... miliki hati yang tulus, bantu perusahaan yang mau dimasuki. ini dulu. kemudian, masuk saat harga jatuh, murah. Bukan dengan tujuan utama dapat cuan. Tapi nolong saat lagi pada jatuh. Beda tuh value-nya..."

"Kemudian bersabar... jangan nanya mulu, hahaha. jangan liatin naik turunnya saham. Tar stress. biar aja Allah yang ngasih tahu dan mbimbing dengan niatnya itu."

Sebelumnya ustaz YM juga turut buka suara menanggapi kinerja Garuda yang membukukan kerugian hingga Rp 15,32 triliun pada kuartal ketiga tahun ini. (Sumber : CNBC INdonesia)

Posting Komentar

0 Komentar